Beranda | Artikel
Mencari Lailatul Qadar
Sabtu, 23 April 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Mencari Lailatul Qadar merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah pada Jum’at, 20 Ramadhan 1443 H / 22 April 2022 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Mencari Lailatul Qadar

Alhamdulillah sekarang sudah tanggal 20 Ramadhan, kalau di Saudi tanggal 21 Ramadhan. Tersisa untuk kita 10 hari lagi. MasyaAllah 10 hari terakhir ini merupakan hari-hari yang sangat berharga. Hari-hari yang tentunya kita berharap 10 hari ini bisa memaksimalkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mencari Lailatul Qadar

Lailatul qadar adalah malam yang sangat mulia sekali. Al-Qadar artinya takdir. Disebut lailatul qadar karena di malam itu Allah mentakdirkan takdir seluruh makhluk. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan demikian di dalam surat Ad-Dukhan:

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Di malam ditentukan semua urusan yang bijaksana.” (QS. Ad-Dukhan[44]: 4)

Maka itulah disebut dengan lailatul qadar (malam takdir).

Para ulama membagi takdir menjadi beberapa macam. Yang pertama adalah takdir yang sifatnya umum. Ini adalah yang Allah tuliskan dalam Lauhul Mahfudz.

Ada lagi takdir seumur hidup. Ini yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tuliskan di dalam janin. Ketika dia seorang bayi berada di perut ibunya yang berumur bulan 120 hari.

Kemudian ada lagi yang disebut dengan takdir tahunan. Takdir tahunan ini yang terjadi pada malam lailatul qadar.

Dan ada lagi yang disebut dengan takdir setiap hari. Ini yang ditunjukkan oleh Allah dalam surah Ar-Rahman. Allah Ta’ala berfirman:

كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ

“Setiap harinya Allah berada dalam kesibukan.” (QS. Ar-Rahman[55]: 29)

Artinya Allah memberikan rezeki ini, memuliakan ini, merendahkan ini.

Inilah kenapa disebut dengan lailatul qadar. Yaitu karena dimalam itu Allah mentakdirkan takdir seluruh makhluk yang disebut dengan takdir sanawi (takdir setiap tahun). Dan takdir tahunan ini merupakan perincian dari takdir yang telah Allah tuliskan dalam Lauhul Mahfudz.

Keistimewaan Lailatul Qadar

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan keistimewaan lailatul qadar dalam surah Al-Qadar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ‎﴿١﴾

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an di malam qadar.” (QS. Al-Qadr[97]: 1)

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ‎﴿٢﴾

“Tahukah kalian apa itu lailatul qadar?” (QS. Al-Qadr[97]: 2)

Lebih baik dari seribu bulan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ‎﴿٣﴾

“Malam qadar itu lebih baik daripada 1.000 bulan.” (QS. Al-Qadr[97]: 3)

Banyak ahli tafsir mengatakan artinya bahwa beramal shalih di malam itu sama dengan beramal shalih selama seribu bulan.

Imam Malik meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diperlihatkan oleh Allah umur umat Islam. Lalu diperlihatkan oleh Allah orang-orang sebelum umat Islam. Dan ternyata umur Islam sangat pendek sekali dibandingkan dengan umur orang-orang sebelum umat Islam.

Sehingga kesempatan untuk beramal shalihnya sedikit. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merasa sedih. Maka Allah pun kemudian memberikan hadiah lailatul qadar. Namun sayang riwayat ini dhaif.

Akan tetapi Imam Asy-Syaukani mengatakan bahwa hadits ini mempunyai jalan-jalan lain yang menurut beliau itu bisa mengangkatnya.

Jadi lailatul qadar ini adalah pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang luar biasa. Dimana satu malam senilai 83 tahun. Beribadah dimalam itu sama dengan beribadah 1.000 bulan.

Ini keistimewaan dan pemberian dari Allah untuk kita umat Islam yang Allah tidak berikan kepada umat-umat sebelum umat Islam.

Makanya merugi sekali orang yang di malam lailatul qadar hanya tidur. Dan yang lebih merugi lagi orang yang di malam lailatul qadar berbuat dosa. Karena dosa di malam itu sama dengan berbuat dosa seribu bulan.

Malaikat turun ke bumi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ‎﴿٤﴾

“Para malaikat dan malaikat Jibril turun dengan izin Rabb mereka dengan membawa segala urusan.” (QS. Al-Qadr[97]: 4)

Disebutkan dalam hadits bahwa jumlah malaikat yang turun ke bumi di malam lailatul qadar sejumlah kerikil yang ada di bumi.

Malam keselamatan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ‎﴿٥﴾

“Keselamatan ia sampai terbitnya fajar.” (QS. Al-Qadr[97]: 5)

Kata ulama tafsir bahwa malam itu selamat dari segala macam keburukan. Maka itu merupakan malam yang sangat luar biasa sekali.

Waktu Lailatul Qadar

Malam lailatul qadar dimulai dari terbenamnya matahari. Adapun anggapan bahwa lailatul qadar turun pertengahan malam, ini merupakan asumsi yang salah. Tidak ada dalil yang mengatakan demikian.

Allah memutlakkan “malam takdir”, sedangkan “malam” dalam Islam dimulai dari semenjak terbenamnya matahari.

Jadi kalau kita tarawih di awal malam, maka pasti mendapatkan lailatul qadar.

Makanya dalam hadits Abu Dzar yang dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaiman dan yang lainnya ketika Abu Dzar menyebutkan tentang shalat tarawihnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam secara berjamaah.

Kata Abu Dzar bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan shalat tarawih itu di malam 23 dari awal malam sampai sepertiga malam pertama. Kemudian di malam 24 beliau tidak bangun.

Di malam 25 Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kembali bangun dari awal malam sampai pertengahan malam.

Kemudian kata Abu Dzar: “Wahai Rasulullah, malam masih panjang, bagaimana kalau kita shalat lagi sampai subuh?”

Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

من صلى مع الإمام حتى ينصرف كتب له قيام ليلة

“Siapa yang shalat bersama imam sampai selesai maka ditulis untuknya shalat semalam suntuk.”

Kemudian di malam 26 Rasulullah tidak bangun (maksudnya tidak shalat berjamaah bersama para sahabatnya).

Di malam 27 Rasulullah membangunkan istri-istrinya dan keluarganya. Maka Rasulullah pun shalat bersama para sahabatnya dari awal malam sampai mendekati fajar. Sampai-sampai Abu Dzar khawatir tidak dapat sahur.

Di malam lailatul qadar itu yang sangat dianjurkan adalah kita menghidupkan malam untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun tentunya sesuai dengan kemampuan fisik kita. Karena sebagian orang ada yang tidak mampu kalau bangunnya semalam suntuk, fisiknya lemah.

Tapi orang yang shalat tarawih diawal malam bersama imam dijamin dapat lailatul qadar. Bahkan sebagian ulama setiap Ar-Ramli berkata bahwa orang yang di malam lailatul qadar shalat isya’ berjamaah dan shalat subuh berjamaah saja, itu mendapatkan lailatul qadar.

Bagaimana kalau ternyata dimalam itu kita hidupkan lagi dengan berbagai macam ibadah? Maka masyaAllah betapa besarnya pahala kita di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Mencari Lailatul Qadar


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51669-mencari-lailatul-qadar/